Papua Tengah

Karantina Papua Tengah Sertifikasi Dua Ribu Ekor Kepiting Ke Singapura

×

Karantina Papua Tengah Sertifikasi Dua Ribu Ekor Kepiting Ke Singapura

Sebarkan artikel ini
Petugas Karantina Papua Tengah saat melakukan pemeriksaan kesehatan dan juga fisik kepiting (foto: Istimewa)

Timika, Torangbisa.com – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Papua Tengah (Karantina Papua Tengah Pos Pelayanan Bandar Udara Mozes Kilangin melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 2.580 ekor kepiting hidup sebelum dikirim ke Singapura, Kamis (25/9/2025.

Sebelum dikirim, ribuan kepiting tersebut diperiksa fisik dan kesehatannya, serta kemungkinan adanya luka atau penyakit pada tubuh kepiting, termasuk parasit eksternal.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

“Tindakan karantina dilakukan untuk menjamin kesehatan, juga keamanan pangan komoditas yang diekspor. Harapannya produk-produk kita bisa bersaing di pasar global,” kata Anton Panji Mahendra, Kepala Karantina Papua Tengah dalam keterangan tertulis Jumat (26/9/2025).

Selain itu, menurut Anton, petugas juga memastikan wadah pengangkut kepiting telah memenuhi standar kebersihan, aman, dan layak untuk perjalanan panjang hingga tiba di negara tujuan. Suhu dan kadar oksigen dalam wadah juga diperhatikan agar kepiting tetap hidup dengan baik selama proses pengiriman.

Adanya jaminan kesehatan dan keamanan pangan, diharapkan seluruh komoditas ekspor dari Papua Tengah, khususnya kepiting yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dapat terus berkontribusi dalam mendukung perekonomian daerah sekaligus memperkuat daya saing di pasar global.

Anton menegaskan akan terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk mendukung ekspor komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan dari Provinsi Papua Tengah.

“Setiap komoditas yang diekspor harus dipastikan sehat, bebas hama penyakit, serta memenuhi persyaratan negara tujuan. Kita tidak hanya melindungi sumber daya hayati, tetapi juga menjaga kepercayaan mitra dagang luar negeri terhadap produk Indonesia,” imbuh Anton.