Timika, Torangbisa.com – Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak bersama kegiatan Lomba Cipta Menu yang diikuti oleh kelompok-kelompok masyarakat dari enam distrik di wilayah Kota Timika.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika, Yulius Koga, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Namun, pelaksanaan di Mimika dilakukan lebih awal karena perbedaan waktu antarwilayah.
“Kalau kita mau tunggu serentak itu nanti jam 12 siang, sementara karena perbedaan waktu kami mulai lebih dulu. Ini bagian dari peringatan Hari Pangan Sedunia,” ujar Yulius Koga.
Lomba Cipta Menu yang digelar sebelumnya menghadirkan kolaborasi berbagai pihak, antara lain chef dari Hotel Horison Diana, Dinas Kesehatan bidang gizi, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan. “Kami ingin mendorong kreativitas masyarakat dalam mengolah pangan lokal menjadi menu bergizi dan menarik,” tambahnya.
Selain itu, kegiatan GPM juga melibatkan berbagai pelaku usaha lokal, seperti binaan pengolahan pangan, kelompok tani, peternak, serta distributor kebutuhan pokok. Sejumlah komoditas penting seperti bawang merah, bawang putih, cabai, tomat, dan beras SPHP disediakan dengan harga terjangkau.
“Untuk beras SPHP, kami dari Dinas Ketahanan Pangan yang mengeluarkan rekomendasi ke Bulog. Jadi kami bisa mengatur agar harga tetap stabil. Kalau ada agen yang nakal menaikkan harga, rekomendasinya bisa kami cabut,” tegas Yulius.
Terkait kondisi inflasi daerah, Yulius menyebutkan bahwa harga beras dan daging babi masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Mimika.
“Harga beras masih di kisaran Rp19.000 per kilogram dan cukup stabil beberapa bulan terakhir. Sementara untuk daging babi masih sulit kami intervensi, harganya berkisar antara Rp200.000 hingga Rp250.000 per kilogram,” jelasnya.
Menariknya, Yulius juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi dan BPS agar komoditas daging babi dikeluarkan dari daftar pengukur inflasi, karena sulit dikendalikan secara pasar dan tidak tersedia di semua wilayah.
Sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan, Yulius menambahkan bahwa pemerintah daerah mendapat tambahan anggaran sekitar Rp1 miliar dalam APBD Perubahan tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat program GPM hingga akhir tahun.
“Kita targetkan dua kali lagi kegiatan pangan murah sampai Desember nanti. Dengan tambahan anggaran ini, kita optimistis bisa menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pangan di Mimika,” pungkasnya.