Timika, Torangbisa.com – Lurah Kelurahan Kebun Sirih Faustina E Suryati mengatakan, pihaknya belum menerima informasi pasti terkait besaran anggaran yang dialokasikan untuk penanganan sampah.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian dari pihak Distrik Mimika Baru terkait jumlah anggaran yang akan diterima.
“Karena Distrik baru menerima DPA, kami juga mendapat informasi yang simpang siur terkait pengurangan anggaran. Jadi, kami belum tahu berapa nominal yang akan kami terima di kelurahan,” ujarnya.
Pada tahun lalu, anggaran penanganan sampah yang diterima sebesar Rp 47 juta, dana tersebut digunakan untuk menggaji tiga petugas kebersihan serta beberapa tenaga tambahan dari kelurahan.
Dengan luasnya wilayah yang mencakup 23 Rukun Tetangga (RT) dan jumlah penduduk sekitar 30 ribu jiwa. Anggaran yang tersedia sering kali tidak mencukupi untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan kebersihan.
Faustina juga menambahkan banyaknya jumlah penduduk akan berpengaruh pada volume sampah yang tinggi di kelurahannya.
“Kalau mau ukur berapa ton sampahnya, kami tidak tahu, tetapi armada sampah yang ada sering kali tidak mampu menampung, sehingga harus bolak-balik dua hingga tiga kali untuk membersihkan sampah,” katanya.
Saat ini, terdapat empat tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang bersifat ilegal, yaitu di jalan masuk Degama, jalan masuk Parejaya, depan jalan masuk Lanal, dan di ujung jalan Sosial. Pihak kelurahan berupaya untuk menertibkan warga agar membuang sampah di lokasi yang lebih tertata.
“Saat ini, kami belum memiliki satu TPS resmi yang benar-benar ditetapkan. Untuk sementara, kami menyarankan masyarakat membuang sampah di ujung Sosial karena tempatnya luas dan jauh dari permukiman warga,” tambahnya.
