Timika, (TORANGBISA) – Masa Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Mimika Periode 2019-2024, DR. Eltinus Omaleng, SE., MH dan Johannes Rettob, S.Sos., MM yang berakhir pada 6 September 2024 kemarin, berakhirnya masa jabatan ini tanpa ada Rapat Paripurna DPRD Mimika yang semestinya digelar sehari sebelum masa jabatan berakhir.
“Selama lima tahun kami OMTOB sudah bekerja dan telah berakhir pada 6 September 2024 kemarin, semestinya pemberhentian dari jabatan sebagai Bupati-Wakil Bupati harusnya ada paripurna DPRD. Masa akhir OMTOB berakhir hanya begitu saja, kayak tidak ada pesan tidak ada apa-apa,” ungkap mantan Bupati Mimika Johannes Rettob, saat memberikan keterangan pers kepada puluhan awak media di kediamannya di Jl. Hasanudin, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Minggu (8/9/2024).
Johannes Rettob mengaku, seharusnya pemberhentian dari jabatannya bersama Eltinus Omaleng selama lima tahun harusnya ada paripurna DPRD, tetapi faktanya tidak dilakukan.
Disamping itu, terkait rekap hasil kerja selama 5 tahun John menyampaikan bahwa untuk persoalan kesehatan, Mimika merupakan salah satu kabupaten yang memiliki riset kesehatan dasar sehingga menjadi tolak ukur untuk pembangunan kedepan.
“Kita memang utamakan kesehatan tapi kita tetap harus memperhatikan infrastruktur yang lain. Kalau infrastrukturnya baik otomatis kesehatan masyarakat terwujud dan bisa mendukung pembangunan aspek lain mulai dari pendidikan, ekonomi dan lainnya,” ujarnya.
Dikatakan, khusus untuk masalah kesehatan, Mimika merupakan daerah yang memberikan sumbangsih kasus malaria hingga 30 persen secara Nasional. Namun Pemerintah Daerah Mimika sudah menetapkan di tahun 2026 kasus malaria berhasil dieliminasi.
“Kita sudah ciptakan aplikasi untuk pendataan malaria menggunakan NIK, dengan tujuan untuk memantau masyarakat melakukan pemeriksaan malaria di Rumah Sakit, Puskesmas ataupun Klinik ” terangnya.
Sementara untuk penanganan stunting di Kabupaten Mimika sudah turun menjadi 14 persen dan telah tercatat secara Nasional. Kabupaten Mimika juga yang terbaik dalam penyajian data dan penanganan stunting di Provinsi Papua Tengah.
Di bidang pendidikan,di akhir masa jabatan telah berjuang hingga ke BPKN dan KemPAN-RB untuk memperoleh tambahan kuota tenaga pendidik di daerah untuk mengisi kekurangan guru yang ada di Kabupaten Mimika.
“Pendidikan ini, memang kita data akhir tahun kita kekurangan 400-500 guru tingkat SD sampai SMA/SMK. Dengan dasar ini maka kita memproses ke Menpan-RB untuk menambah kuota guru di Kabupaten Mimika,” ungkapnya.
Terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pihaknya pernah meminta untuk membedah mulai dari tingkat kampung dan distrik, sehingga pemerintah daerah bisa mengetahui tingkat IPM terendahnya.
Dengan data IPM ini selanjutnya akan menjadi ukuran kinerja pemerintah daerah kedepan dalam memfokuskan pembangunan pada periode selanjutnya. Smart city juga merupakan salah satu dasar pengembangan master plan untuk mimika efisien efektif dalam pembangunan.
Terkait dengan program pembangunan yang sudah dilakukan, John menegaskan selama lima tahun ini, OMTOB telah meletakan dasar pembangunan untuk tahun-tahun mendatang.
“Paling tidak, RPJMD yang telah kita buat untuk lima tahun ini, kita sudah mencapai kurang lebih 65 persen. Mulai dari infrastruktur, ekonomi, pendidikan kesehatan dan lainnya,” tandasnya.
Terkait ekonomi, secara khusus kita di Mimika tidak terlalu banyak peningkatan ekonomi, ada peningkatan tapi masih terdapat ketimpangan. Usaha mikro kecil 18 ribu UMKM yang tercatat di go-digital sehingga dirinya mendapatkan penghargaan.
“Aplikasi pemerintahan e-goverment , dan inovasi di daerah di Mimika inovasi daerah 60 yang tercatat di Kemendagri karena cukup bagus pelayanan pemerintahan baik sehingga saya juga diminta untuk memberikan sambutan dan kita diberikan,” ujarnya.
Presentasi Umkm ini pemberdayaan ekonomi naik 3 persen karena UMKM. Langkah pemerintah secara nyata itu selama ini kita bangun dengan lembaga lembaga lainnya untuk membantu seperti kredit investasi kecil.
John berharap untuk kedepan program infrastruktur diprioritaskan dari kampung ke kota, selain itu melalui AD/ADD pemerintah kampung bersama masyarakat membangun rumah layak huni, tailing, dermaga kampung yang dibangun oleh kampung ada 9. Pemerintah provinsi juga membangun dengan target 80 rumah tapi baru 35 rumah yang terbangun semoga.
Terkait Air bersih dibangun untuk 8000 rumah, di pesisir baik dari sumur bor, air payau menjadi air bersih seperti yang dikerjakan di Atuka dan Kokonao.
“Kita kerja sampai mereka bisa mengakses air langsung ke rumah masing-masing. Belum selesai kita tapi berharap di akhir tahun ini sudah rampung,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Jhon juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Eltinus Omaleng, atas kerja sama dan dedikasi kepada pemerintah dan masyarakat Kabupaten Mimika selama ini. Ia berharap apa yang terjadi hari ini di Kabupaten Mimika, kedepannya tidak terjadi lagi.
John juga berpesan agar masyarakat Mimika jangan mudah dipolitisir dan kriminalisasi dengan hal-hal yang kurang baik yang dapat menimbulkan perpecahan.