Organisasi

Workshop dan Pelatihan Dekranasda Mimika Resmi Ditutup, Pengrajin Didorong Inovatif dan Kompetitif

×

Workshop dan Pelatihan Dekranasda Mimika Resmi Ditutup, Pengrajin Didorong Inovatif dan Kompetitif

Sebarkan artikel ini
Hasil kerajinan yang ditunjukkan pada saat workshop dan pelatihan yang digelar oleh Dekranasda (foto: Istimewa)

Timika, Torangbisa.com – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mimika secara resmi menutup kegiatan Workshop Pengurus dan Pelatihan Pengrajin yang berlangsung di Grand Tembaga, Jalan Yos Sudarso, Papua Tengah, Rabu (17/12/2025).

Pelatihan pengrajin yang dilaksanakan selama lima hari, sejak 13 hingga 17 Desember 2025, terbagi ke dalam empat kelas utama.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

Pertama, kelas ecoprint, yang membekali peserta dengan keterampilan mengolah tekstil ramah lingkungan berbahan dasar alam. Kedua, kelas ukiran, yang mendorong pengrajin untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya seni ukir, termasuk pembuatan furnitur dan perabot bernilai seni tinggi.

Selanjutnya, kelas anyaman difokuskan pada peningkatan pemahaman tentang teknik finishing dan desain, guna menaikkan nilai jual serta daya saing produk di pasar yang lebih luas.

Sementara itu, kelas kuliner memberikan pelatihan teknik memasak yang terstruktur dan konsisten, sekaligus menyiapkan sumber daya manusia di bidang jasa boga sesuai standar industri, dengan pemahaman gizi agar sajian tidak hanya lezat tetapi juga sehat.

Selain pelatihan bagi pengrajin, Dekranasda Mimika juga menyelenggarakan workshop khusus bagi pengurus berupa pelatihan public speaking pada 13 Desember 2025. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi lisan pengurus, menumbuhkan rasa percaya diri, serta melatih penyampaian gagasan secara efektif, persuasif, dan inspiratif di hadapan publik.

Bupati Mimika Johannes Rettob, dalam sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Inosensius Yoga Pribadi, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan investasi strategis bagi masa depan ekonomi kreatif di Kabupaten Mimika.

“Kerajinan bukan hanya sebuah produk, tetapi juga representasi jati diri, budaya, dan kearifan lokal masyarakat Mimika,” ujarnya.

Yoga menjelaskan, workshop dan pelatihan ini telah meningkatkan kapasitas pengurus Dekranasda dalam menjalankan fungsi pembinaan dan promosi secara lebih profesional dan terarah. Di sisi lain, keterampilan pengrajin juga semakin berkembang, mulai dari teknik produksi, inovasi desain, hingga pengelolaan usaha.

Ia berharap ilmu dan pengalaman yang diperoleh tidak berhenti pada kegiatan pelatihan, tetapi segera diterapkan dalam karya nyata sehingga menghasilkan produk kerajinan berkualitas yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional.

“Kita dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Karena itu, pengrajin harus terus berinovasi, menjaga kualitas, dan memastikan setiap produk memiliki kekhasan Mimika yang membedakannya dari daerah lain,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Mimika bersama Dekranasda, lanjut Yoga, berkomitmen mendukung pengrajin melalui akses permodalan, fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), promosi lewat pameran di dalam dan luar daerah, serta pendampingan berkelanjutan terkait standardisasi produk dan kemasan.

“Momentum ini harus menjadi titik awal untuk mengangkat harkat dan martabat pengrajin, sekaligus menjadikan sektor kerajinan sebagai salah satu pilar utama penggerak ekonomi daerah,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Mimika, Susana Susi Herawati, menyampaikan bahwa kegiatan workshop dan pelatihan ini bertujuan membina serta mendampingi para pengrajin agar mampu menghasilkan produk kerajinan dan kuliner yang berkualitas dan berdaya saing.

Ia menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari program studi tiru Dekranasda ke tiga provinsi, yakni Bali, Yogyakarta, dan Surabaya. Melalui kegiatan ini, Dekranasda berkomitmen mendorong pengrajin untuk terus berinovasi serta memperluas jejaring pemasaran produk lokal hingga tingkat nasional.

“Kami di Dekranasda akan terus berjuang dan mendampingi para pengrajin. Ada bidang promosi yang siap membantu, jadi jangan ragu. Teruslah berlatih agar kualitas produk semakin meningkat,” ujarnya.

Suzy juga berharap dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Mimika agar Dekranasda dapat terus mengembangkan, mengangkat, dan melestarikan karya seni asli daerah.

“Kami mohon dukungan pemerintah agar bersama-sama menciptakan produk unggulan Kabupaten Mimika,” tuturnya.

Ketua Harian Dekranasda Mimika, Nella Manggara, menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 12 hingga 17 Desember 2025 berjalan dengan baik dan sesuai harapan.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Mimika atas kepercayaan yang diberikan kepada Dekranasda dalam merancang dan melaksanakan program tersebut.

Menurutnya, pelatihan ini merupakan hasil evaluasi pasca studi tiru di tiga provinsi, yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah Mimika. Pelatihan ecoprint dipilih karena ramah lingkungan dan tidak menimbulkan limbah berbahaya, sebab menggunakan bahan serta pewarna alami.

Sementara itu, pelatihan ukiran dilaksanakan sebagai upaya melestarikan budaya Suku Kamoro, sekaligus mengembangkan seni ukir tradisional agar lebih inovatif, seperti diaplikasikan pada jam dinding, cermin, dan produk lainnya.

“Kami menghadirkan narasumber ahli dari Universitas Udayana dan ISI Bali. Para pengukir sangat antusias karena seni ukir Kamoro merupakan warisan leluhur yang harus dijaga agar tidak punah,” ungkap Nella.

Ia berharap dukungan pemerintah terus mengalir agar Dekranasda dapat tetap hadir mendampingi dan membimbing para pengrajin di Mimika.

“Dekranasda adalah payung bagi seluruh pengrajin di Kabupaten Mimika untuk berkembang dan melangkah ke tingkat nasional bahkan internasional,” tutupnya.