Pemerintahan

Festival Budaya Amungme Kamoro Berwawasan Nusantara Wujud Persatuan dalam Keberagaman Mimika

×

Festival Budaya Amungme Kamoro Berwawasan Nusantara Wujud Persatuan dalam Keberagaman Mimika

Sebarkan artikel ini
Foto bersama Bupati Mimika, Johannes Rettob dan forkopimda pada acara festival budaya Amungme Kamoro (foto: Nando/ Torangbisa.com)

Timika, Torangbisa.com – Bupati Mimika, Johannes Rettob, membuka secara resmi Festival Budaya Amungme dan Kamoro Berwawasan Nusantara, sebuah kegiatan akbar yang untuk pertama kalinya digelar di Kabupaten Mimika.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan rasa bangga dan haru atas antusiasme masyarakat dalam menyambut kegiatan ini.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

“Saya tidak menyangka, waktu datang tadi sambutannya luar biasa. Saya pikir biasa-biasa saja, tetapi ternyata ini sesuatu yang besar,” ujar Johannes Rettob disambut tepuk tangan meriah para peserta dan tamu undangan.

Ia menjelaskan bahwa keberagaman budaya, bahasa, suku, dan agama di Kabupaten Mimika merupakan kekayaan yang harus dijaga bersama.

“Mimika ini rumah kita bersama. Di sini ada berbagai suku, agama, dan budaya. Rumah ini milik Amungme dan Kamoro, tapi juga milik kita semua yang datang dan tinggal di sini. Karena itu, mari kita jaga rumah ini dengan baik,” pesannya.

Festival ini menjadi simbol persatuan dan wadah pelestarian budaya lokal, sekaligus memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebersamaan antar masyarakat. Menurut Bupati, kegiatan seperti ini sangat penting untuk menjaga keharmonisan sosial dan memperkenalkan keindahan budaya Mimika kepada generasi muda maupun dunia luar.

Ia juga menegaskan bahwa ke depan, kegiatan ini akan dikemas lebih besar dan menarik.

“Saya sudah sampaikan kepada Ibu Kepala Dinas, agar acara ini dikemas dengan baik. Tahun-tahun berikutnya, festival ini harus lebih meriah dan menjadi kebanggaan kita bersama,” tegasnya.

Dengan semangat kebersamaan, Festival Budaya Amungme dan Kamoro diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menampilkan seni dan tradisi lokal, tetapi juga menjadi ajang memperkuat wawasan kebangsaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.