Timika, Torangbisa.com – Bupati Mimika, Johannes Rettob, kembali menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Mimika dalam memperkuat implementasi program Smart City.
Langkah ini diambil sebagai strategi utama untuk mewujudkan pelayanan publik yang efektif, efisien, dan berbasis teknologi.
Dalam rapat Smart City ketiga tahun ini, Bupati Rettob menyampaikan bahwa berbagai kebijakan dan keputusan penting telah diambil dan sedang ditindaklanjuti oleh seluruh perangkat daerah.
Beberapa hasil rapat sebelumnya bahkan telah diresmikan melalui Peraturan Bupati, sementara sisanya masih dalam proses penetapan Peraturan Daerah.
“Keputusan-keputusan terkait Smart City ini sangat krusial untuk memajukan Mimika, sebagai kabupaten pertama di Indonesia Timur yang menjadi bagian dari program Smart City sejak 2017,” ujar Bupati Rettob.
Beliau menjelaskan bahwa meskipun istilah “Smart City” lebih sering dikaitkan dengan kota, Pemerintah Kabupaten Mimika tetap berdedikasi untuk menerapkan konsep ini di seluruh wilayah kabupaten, dengan menyesuaikan pada karakteristik lokal.
“Kami terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendorong inovasi di berbagai sektor daerah. Tujuannya adalah agar masyarakat Mimika dapat merasakan langsung manfaat dari teknologi dalam pelayanan pemerintah,” jelasnya.
Bupati Rettob menekankan bahwa tujuan utama dari Smart City adalah mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi dan aplikasi digital.
Sebagai contoh, penerapan aplikasi SIPOLI di RSUD Mimika memungkinkan masyarakat untuk mengetahui jadwal pelayanan dan mempermudah proses pendaftaran.
Selain itu, Pemkab Mimika juga telah membangun sistem One Stop Service atau pelayanan terpadu satu pintu, yang akan terus dikembangkan untuk mempercepat dan mempermudah berbagai layanan bagi masyarakat.
“Masyarakat harus merasakan kehadiran pemerintah. Melalui Smart City, kami ingin memberikan pelayanan yang cepat, mudah, dan pasti,” tegas Bupati Rettob.
Beliau juga menyadari bahwa tidak semua masyarakat dapat langsung beradaptasi dengan sistem aplikasi.
Oleh karena itu, pemerintah tetap menjalankan dua pendekatan: melalui aplikasi digital dan pelayanan tatap muka, sambil terus melakukan sosialisasi dan peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat.












