Mimika

Bank Sampah Resmi Diluncurkan, Distrik Miru Rekrut 22 Tenaga Pemilah Sampah Untuk Sosialisasi Kepada Masyarakat

×

Bank Sampah Resmi Diluncurkan, Distrik Miru Rekrut 22 Tenaga Pemilah Sampah Untuk Sosialisasi Kepada Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Kepala Distrik Mimika Baru, Joel Luhukay (foto: Nando/ Torangbisa.com)

Timika, Torangbisa.com – Bupati Mimika Johannes Rettob resmi meluncurkan bank sampah di 3 distrik di wilayah kota termasuk Distrik Mimika Baru.

Dalam upaya mendukung program dan inovasi dari Bupati dan Wakil Bupati Mimika, Pemerintah Distrik Mimika Baru telah mengumumkan pembentukan bank sampah serta merekrut 22 petugas pemilah sampah.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

Untuk menjalankan bank sampah, Distrik Miru merekrut 22 tenaga pemilah sampah, masing-masing dua orang dari setiap kelurahan yang ada di Distrik Mimika Baru.

22 petugas tersebut bertugas untuk melakukan sosialisasi dimasyarakat di masing-masing kelurahan. Namun sebelumnya dilakukan pelatihan terlebih dahulu di Bank Sampah Induk milik Pak Haji Ilham.

“Para tenaga ini direkrut berdasarkan kontrak kerja selama enam bulan, dengan upah berbasis UMK serta jaminan ketenagakerjaan melalui BPJS Ketenagakerjaan,” kata Kepala Distrik Mimika Baru, Joel Luhukay.

Joel menjelaskan, dalam bulan pertama, para petugas ini turun langsung ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi empat poin, diantaranya, waktu pembuangan sampah yang teratur, cara memilah sampah dari rumah tangga, penghentian pembuangan sampah sembarangan, dan pengenalan 17 jenis sampah bernilai ekonomis yang bisa ditukar menjadi uang.

“Setelah sosialisasi, para petugas mendapatkan pelatihan khusus, sebelum diterjunkan kembali untuk melakukan pemilahan sampah langsung di lapangan,” jelas Joel.

Untuk menunjang operasional, Distrik Mimika Baru telah membangun gudang sementara di belakang kantor distrik guna menampung sampah kering, sedangkan sampah residu lainnya dibuang ke TPA.

Namun, ia menyoroti bahwa lahan TPA kini makin terbatas, hanya tersisa empat hektare dan sudah mendekati kapasitas penuh.

Oleh karena itu, pihak distrik mengambil alternatif sementara dengan memanfaatkan lahan terlantar milik warga sebagai lokasi pembuangan sampah kayu dan daun kering, tentu atas izin pemilik lahan.

Lebih jauh, Joel mengungkapkan rencana jangka panjang, yaitu mengirim sepuluh tenaga kerja untuk pelatihan luar daerah guna mendalami proses daur ulang.

Setelah itu, pemerintah distrik akan mempertimbangkan untuk membeli mesin pengolahan sampah agar bisa mendaur ulang langsung di Timika, menghasilkan barang bernilai seperti kompos, paving block, dan produk daur ulang lainnya.

“Persoalan sampah bukan semata-mata soal anggaran besar, tetapi soal manajemen yang terarah, terukur, dan tepat sasaran,” ungkap Joel