PemerintahanPendidikan

Di Distrik Tembagapura Anak Usia Sekolah Yang Tidak Bersekolah Capai 250 Orang, Kepala Distrik Ungkap Kendala Jarak dan Zona Merah

×

Di Distrik Tembagapura Anak Usia Sekolah Yang Tidak Bersekolah Capai 250 Orang, Kepala Distrik Ungkap Kendala Jarak dan Zona Merah

Sebarkan artikel ini
Kepala Distrik Tembagapura, Thobias Jawame (foto: Riki Lodar/ Torangbisa.com)

Timika, Torangbisa.com – Sebanyak kurang lebih 250 anak usia sekolah tapi tidak bersekolah di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, tercatat belum mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Distrik Tembagapura, Thobias Jawame, saat ditemui di Horison Diana, Rabu (2/7/2025).

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

Menurut Thobias, pendataan dilakukan langsung di tingkat RT untuk memastikan validitas data. Ia menyebutkan bahwa tantangan utama bukan terletak pada kompleksitas data, melainkan pada akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan di wilayah pedalaman.

“Kalau kita di kampung itu lebih mudah, karena kita sudah tahu ada berapa sekolah dan fasilitas lainnya. Beda dengan di kota yang harus cari ke sana kemari. Di Tembagapura, kita langsung turun ke RT-RT untuk pendataan,” jelasnya.

Dari hasil pendataan itu, diketahui sekitar 250 anak usia sekolah tidak mengenyam pendidikan. Salah satu penyebab utamanya adalah jarak antara tempat tinggal masyarakat dan fasilitas pendidikan yang sangat jauh. Bahkan di kampung Nosolanop, tidak tersedia sekolah maupun layanan kesehatan.

“Di Nosolanop, masyarakat harus menunggu sampai 6–7 tahun baru bisa mendapatkan pelayanan pendidikan. Karena tidak ada sekolah, tidak ada Pustu, mereka sangat kesulitan,” ungkap Thobias.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebenarnya pemerintah telah menyiapkan fasilitas di beberapa lokasi. Namun kendala besar yang dihadapi adalah status “zona merah” di sejumlah kampung, yang membuat pembangunan dan pelayanan publik tidak bisa dilaksanakan secara maksimal.

“Sebenarnya pemerintah sudah bangun, sudah ada niat baik. Tapi karena disebut zona merah, itu yang bikin kita tidak bisa masuk. Kalau tidak ada status itu, pasti pembangunan bisa jalan,” tegasnya.
*****