TIMIKA, (Torangbisa.com) – Sebanyak 1.400 ekor babi di Nabire, Papua Tengah mati karena terserang virus African Swine Fever (ASF) yang sudah sudah masuk kesana.
Kepala Kantor Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Papua Tengah, Ferdi, mengatakan virus African Swine Fever (ASF) kini telah masuk ke wilayah Nabire.
Hingga 13 Desember 2024 wabah tersebut telah menyebabkan kematian 1.400 ekor babi dari total populasi sekitar 23.000 ekor di daerah tersebut.
“Jumlah kematian babi semakin meningkat. Oleh karena itu, kami mengambil langkah untuk menutup pintu masuk dan pengeluaran babi dari dan ke Nabire guna mencegah penyebaran virus lebih jauh,” ujar Ferdi saat ditemui di Kantor Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dijalan Yos Sudarso, Timika, Senin (16/12/2024).
Ferdi menjelaskan, menyikapi tingkat penyebaran yang begitu cepat, pihaknya telah memperketat pengawasan di pelabuhan dan bandara untuk memastikan tidak ada lalulintas babi yang keluar maupun masuk ke Nabire.
Selain itu, upaya edukasi juga dilakukan kepada masyarakat untuk menangani situasi ini.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak memperjualbelikan babi yang mati akibat virus ini. Babi yang mati harus segera dikuburkan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas,” tambahnya.
Selain langkah pengawasan, tim juga akan melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak dan mengevakuasi babi yang mati bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Pemerintah Daerah Nabire juga telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati terkait penutupan lalulintas pengiriman babi dan mendistribusikan serum yang akan disuntikkan pada babi yang masih sehat.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan laju penyebaran virus ASF yang berdampak serius pada sektor peternakan babi di wilayah Nabire. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan yang telah diberikan.
“Babi yang telah mati dikuburkan di lokasi khusus yang telah disediakan pemerintah setempat,” ungkapnya.