Timika, (Torangbisa.com) — Usai melaksanakan studi tiru di Kota Bandung, pada 25-26 November 2025, Tim Dekranasda Kabupaten Mimika membawa pulang berbagai inspirasi baru untuk pengembangan sektor kerajinan lokal. Dari hasil kunjungan dan pembelajaran di sejumlah sentra UMKM kreatif, lahir gagasan segar untuk mengolah bahan sederhana menjadi produk bernilai tinggi.
Selama ini, banyak orang memanfaatkan karung goni hanya untuk membungkus buah, sayuran, hingga beras. Penggunaan yang sederhana membuat kain dari serat natural ini dipandang kurang bernilai. Namun, di tangan para perajin inovatif yang ditemui dalam studi tiru, bahan goni justru mampu dipoles menjadi kerajinan tangan berkelas, mulai dari tas premium, dekorasi interior, hingga suvenir modern.
Dari kunjungan Tim Dekranasda Mimika ke beberapa gerai UMKM di Bandung, diketahui sejumlah perajin mampu meraih omzet hingga ratusan juta rupiah, dan produk goni mereka bahkan telah diekspor hingga mancanegara.
Terinspirasi dari pencapaian tersebut, Tim Dekranasda Mimika kini bersiap mengadopsi model serupa. Bahan-bahan sederhana seperti karung goni akan disulap menjadi kerajinan kreatif bernilai jual tinggi, dipadukan dengan motif khas Mimika untuk memperkuat identitas lokal.
Selain goni, Dekranasda juga membawa ide segar untuk mengolah tikar tradisional menjadi sandal hotel ramah lingkungan. Produk ini diyakini memiliki peluang besar di sektor pariwisata, terlebih dengan meningkatnya permintaan produk eco-friendly.
Untuk memperkuat percepatan ekonomi kerajinan, Dekranasda Mimika akan berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pariwisata, serta Dinas Kebudayaan. Kerja sama ini ditargetkan menciptakan ekosistem pembinaan yang lebih kuat dan terstruktur bagi para pelaku usaha lokal.
Dinas Koperasi dan UKM Mimika sebelumnya melaporkan bahwa mereka membina sekitar 1.850 pelaku UMKM, termasuk para pengrajin yang menjadi tulang punggung ekonomi kreatif di daerah tersebut. Selama ini, Mimika memiliki sejumlah kerajinan unggulan yang dikenal luas, antara lain Noken, tas tradisional berbahan kulit pohon genemo, ilam, hingga akar kelapa gunung yang dibuat oleh suku Amungme dan Kamoro.
Selain itu, Mimika juga dikenal dengan kerajinan berbahan dasar batu tambang, yang memiliki nilai artistik tinggi dan menjadi ciri khas tersendiri.
Ketua Bidang Pendanaan Dekranasda Mimika, Ifa Karupukaro, kepada media ini, Kamis, (27/11) menegaskan bahwa seluruh inspirasi dari studi tiru ini akan dituangkan ke dalam program nyata untuk mendorong UMKM naik kelas.
“Kita ingin produk kerajinan Mimika mampu bersaing, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan membuka peluang pendapatan baru bagi masyarakat,” ujar Ifa, yang juga dikenal sebagai tokoh perempuan asal suku Kamoro.
Ia menambahkan, Mimika memiliki banyak bahan baku kerajinan yang potensial, seperti serat kayu yang dapat diolah menjadi Noken, serta tikar yang bisa dikreasikan menjadi sandal bernilai jual tinggi, ” ujarnya.
Dengan pembelajaran dari Kota Bandung yang memiliki lebih dari 125 ribu pelaku UMKM, Dekranasda Mimika optimis dapat membangun pola pembinaan berkelanjutan yang kreatif dan tepat sasaran.
” Uji coba produksi kerajinan dari karung goni dan tikar olahan akan segera dilakukan bersama kelompok pengrajin di beberapa distrik, ” tutupnya.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat identitas budaya, serta menjadikan Mimika sebagai salah satu daerah penghasil kerajinan berkualitas di Indonesia.














