Timika, Torangbisa.com – Penanganan sampah di Kampung Nawaripi menjadi pekerjaan rumah bagi Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun dan perangkat kampungnya setelah pihak DLH menarik tempat pembuangan sampah sementara dari lokasi tersebut.
Penanganan sampah yang sebelumnya berjalan baik, kini warga sudah mulai membuang sampah dilokasi yang dilarang oleh Pemkam Nawaripi dan Distrik Wania.
Bertepatan dengan kunjungan perdana Kepala Distrik Wania ke Kampung Nawaripi, Norman Ditubun menyampaikan bahwa masalah sampah di Kampung Nawaripi menjadi perhatian serius.
Pemkam Nawaripi telah mengalokasikan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk menyewa alat berat guna membersihkan tumpukan sampah yang kian mengganggu kenyamanan.
“Kami sudah siapkan anggaran untuk sewa alat berat. Kami juga minta bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kalau dana kampung tidak cukup, kami harap DLH bisa kirim mobil angkut tambahan sebagai backup,” ujar Norman.
Tak hanya fokus pada pembersihan, Pemerintah Kampung Nawaripi juga berencana membangun pos penjagaan permanen di lokasi tersebut untuk mengawasi dan mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan.
“Kami akan buat pos jaga dan pagar, supaya anak-anak muda bisa bergiliran menjaga. Karena selama ini, setiap kali sampah dibersihkan, malamnya sudah penuh lagi. Ini sudah jadi kebiasaan buruk yang harus dihentikan,” ungkap Norman.
Lebih jauh, Norman mengungkapkan kekecewaannya terhadap DLH yang telah menarik fasilitas Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di kampung tersebut, sehingga warga tidak lagi memiliki tempat untuk membuang sampah.
Dalam kesempatan itu, Norman juga menyampaikan bahwa pihak kampung telah dua kali melakukan pengangkutan sampah. Pertama dilakukan atas inisiatif bersama Pemkam Nawaripi dan Distrik Wania, lalu yang kedua dilakukan oleh distrik melalui program Padat Karya Tahun 2025 dan lokasi tersebut sudah bersih kembali.
Namun, permasalahan baru muncul akibat dari tidak ada TPS, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Bahkan, lokasi sampah tidak hanya dipakai oleh warga Kampung Nawaripi, melainkan juga oleh warga dari luar kampung.
“Yang buang sampah di situ bukan hanya warga Nawaripi, tapi juga orang-orang dari luar kampung. Ini yang menyulitkan. Kita bersihkan pagi, sorenya sudah penuh lagi,” kata Norman