Jakarta, Torangbisa.com – Bupati Mimika, Johannes Rettob, menerima piagam penghargaan atas keberhasilan Kabupaten Mimika dalam Pengukuhan Mandiri Indeks Harmoni Indonesia (IHAI) Tahun 2025.
Piagam diberikan oleh Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Dr. Drs. Bahtiar, M.Si, pada Selasa (10/12) bertempat di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, pukul 17.00 WIB.
Piagam penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat kepada daerah yang sukses menjaga keharmonisan masyarakat di berbagai dimensi termasuk sosial, budaya, ekonomi, dan agama serta berhasil melakukan pengukuran IHAI secara mandiri di wilayahnya.
Bupati Rettob menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut dan mengapresiasi seluruh elemen masyarakat Mimika atas kerja sama dalam menjaga toleransi, keamanan, dan keharmonisan di daerah.
“Penghargaan ini bukan hanya milik pemerintah daerah tetapi milik seluruh masyarakat Mimika yang selama ini menjaga kerukunan antaragama, suku, dan budaya. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat harmoni sosial di Mimika,” ujar Bupati Rettob.
Data Pendukung dan Konteks IHAI 2025
Indeks Harmoni Indonesia (IHAI) 2025 merupakan instrumen nasional yang digagas oleh Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri untuk mengukur tingkat keharmonisan di masyarakat melalui survei yang melibatkan daerah dan warga negara.
Survei ini dilaksanakan di lebih dari 350 kabupaten/kota di berbagai provinsi di Indonesia, dan daerah yang memenuhi target minimal responden yakni 1.250 orang — mendapatkan laporan hasil IHAI serta berhak mengikuti penilaian nasional lebih lanjut.
Pengukuran IHAI mengacu pada empat dimensi utama:
Harmoni Ekonomi
Harmoni Sosial
Harmoni Budaya
Harmoni Keberagamaan
yang kesemuanya mencerminkan kemampuan masyarakat dalam hidup berdampingan secara rukun dan produktif.
Mimika Paling Harmoni
Selain penghargaan IHAI dari Kemendagri, Mimika sebelumnya juga dinobatkan sebagai Juara 1 Daerah Paling Harmoni dalam ajang Harmony Award 2025 yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Penganugerahan ini berdasarkan sejumlah indikator seperti moderasi beragama, penyelesaian konflik secara damai, dan ruang publik yang inklusif bagi semua golongan.
Prestasi tersebut menunjukkan posisi Mimika sebagai salah satu daerah paling majemuk tetapi tetap konsisten menjaga kedamaian dan persatuan masyarakat.
Bupati Rettob menyatakan bahwa keberagaman suku, agama, budaya, serta bahasa justru menjadi fondasi kuat bagi pembangunan daerah.
Penghargaan IHAI diharapkan mampu menjadi motivasi tidak hanya bagi Mimika, tetapi juga bagi pemerintah daerah lainnya untuk terus memperkuat keharmonisan sosial sebagai pondasi pembangunan, investasi, dan relasi masyarakat yang lebih produktif.
Pengukuran IHAI turut menjadi dasar bagi perumusan kebijakan daerah yang berbasis data dan mampu memperkuat kohesi sosial dalam jangka panjang.
Daerah Penerima IHAI 2025
Prestasi penghargaan IHAI 2025 bukan hanya diraih oleh Mimika. Beberapa daerah lain juga memperoleh penghargaan dari Kemendagri atas capaian serupa, menunjukkan tren positif dalam pengembangan keharmonisan di tingkat daerah:
Kota Batam dinyatakan sebagai salah satu penerima penghargaan IHAI 2025 dan masuk 10 besar dari 119 kabupaten/kota yang dinilai di seluruh Indonesia.
Penghargaan itu diberikan di Gedung Kemendagri pada 17 November 2025, dengan survei IHAI dilakukan melalui lebih dari 1.250 responden di setiap daerah.
Kabupaten Tulang Bawang juga mendapatkan penghargaan atas keberhasilan melaksanakan pengukuran IHAI dengan partisipasi masyarakat yang tinggi.
Kabupaten Jember meraih penghargaan IHAI dengan persentase responden tertinggi di antara sejumlah daerah, sehingga menempatkan Jember di peringkat unggulan dalam evaluasi nasional.













