Timika, Torangbisa.com – Wakil Ketua I Lemasko Bidang Hubungan Pemerintah dan Masyarakat, Marianus Maknaipeku, menggarisbawahi kesadaran masyarakat terkait ancaman yang ditimbulkan oleh kehadiran perusahaan kelapa sawit di wilayah Papua.
Pernyataan ini disampaikan setelah menyimak pidato Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
“Kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut memberikan ancaman bagi kita semua selaku pemilik hak ulayat. Nantinya kita bisa dipaksakan untuk menerima masuknya mereka, yang kemudian akan menyebabkan pemusnahan hutan,” kata Marianus melalui sambungan telpon, Rabu (17/12/2025).
Menurut Marianus, keberadaan perusahaan kelapa sawit tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat Kamoro yang tidak bergantung pada komoditas kelapa sawit melain sagu.
“Kita hidup berdampingan dengan alam. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah dan DPRK untuk membuat peraturan daerah terkait perlindungan hutan adat dan tanah adat mulai dari sekarang, kalau tidak akan menjadi ancaman besar bagi kita,” imbuhnya.
Dalam pernyataannya, Marianus menyebut hutan di Papua seperti perempuan cantik yang sedang tidur, menjadi incaran banyak pihak.
“Kelapa sawit punya imbas bagi keberadaan hutan dan tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, justru membawa malapetaka di beberapa kampung di sekitar lokasi operasional,” ujarnya.
Ia menghimbau agar setiap penawaran pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit harus didiskusikan bersama secara mendalam sebelum mengambil keputusan.
“Hindarilah tawaran tersebut. Jangan sampai kita menangis seperti masyarakat di Merauke dan Sorong. Kita harus menjaga hutan adat bersama-sama agar tidak menyesal di kemudian hari,” pungkasnya.
















