Pendidikan

Kasek SMK St. Don Bosco Timika Ungkap Keterbatasan Gedung Belajar Sementara Rombel Bertambah

×

Kasek SMK St. Don Bosco Timika Ungkap Keterbatasan Gedung Belajar Sementara Rombel Bertambah

Sebarkan artikel ini
Siswa-siswa SMK St. Don Bosco saat melakukan praktek pengelasan (foto: Istimewa)

Timika, Torangbisa.com – Kepala Sekolah SMK St. Don Bosco Timika, Nikolaus Teturan, mengungkapkan bahwa pihaknya mengalami keterbatasan ruang kelas di tengah meningkatnya jumlah rombongan belajar pada tahun ajaran 2025.

“Hingga saat ini kami hanya punya empat ruang kelas, satu bengkel las, dan satu laboratorium komputer. Bahkan kantor guru dan ruang kepala sekolah ikut dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar agar tidak terhambat,” ujar Nikolaus saat ditemui, Rabu (27/9/2025).

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

Menurutnya, saat ini sekolah memiliki 2 rombel di kelas X, 4 rombel di kelas XI, dan 4 rombel di kelas XII, sehingga total 10 rombongan belajar.

Kondisi ini memaksa pihak sekolah harus memanfaatkan bengkel pengelasan dan lab komputer sebagai ruang belajar alternatif.

Meskipun sempat dijanjikan bantuan pembangunan gedung oleh Kementerian Pendidikan, program tersebut batal terealisasi lantaran lahan sekolah belum memiliki sertifikat resmi dan hanya berstatus hak garap.

Sebagai gantinya, Kementerian melakukan rehabilitasi pada empat ruang kelas, laboratorium, ruang guru, dan ruang kepala sekolah.

Jurusan Pengelasan di SMK Don Bosco menjadi salah satu yang paling diminati. Fasilitas praktik pun cukup memadai dan bahkan telah mendukung produksi jasa, seperti pembuatan pagar, teralis jendela, kursi, dan meja untuk sekolah maupun perusahaan di Timika.

“Bengkel pengelasan kami berukuran 10×15 meter persegi, dibangun secara swadaya. Kami juga sudah menerima berbagai pesanan dari luar, ini menjadi peluang besar untuk siswa sekaligus pemasukan bagi sekolah,” jelas Nikolaus.

Lahan sekolah yang masih tersisa sekitar 80×100 meter persegi rencananya akan dikembangkan untuk membangun gedung tambahan, bengkel baru, serta laboratorium komputer.

Pihak sekolah juga telah mengajukan proposal pembangunan asrama bagi siswa asal Kamoro dan Amungme ke Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).

“Proposal sudah kami serahkan, dan untuk biaya PSG 35 siswa asal Kamoro juga sudah direspons positif oleh manajemen YPMAK,” tambahnya.

Pendidikan

“Lima orang ini kita sedang proses untuk kuliah di Malaysia,” ucap Program Officer Studi Lanjut Perguruan Tinggi bagi siswa-siswi beasiswa YPMAK, Vido Rondonuwu, di depan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) YPMAK saat mengunjungi sekolah tersebut, Kamis (3/7/2025).