Peristiwa

Ini Klarifikasi Kepala Suku Wotai Terkait 9 Ton BBM Yang Diamankan, Natalis Boga: BBM Harus Sampai Wotai dan Wumuka Untuk Keperluan Masyarakat

×

Ini Klarifikasi Kepala Suku Wotai Terkait 9 Ton BBM Yang Diamankan, Natalis Boga: BBM Harus Sampai Wotai dan Wumuka Untuk Keperluan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Bahan bakar jenis solar yang diamankan (foto:screenshot)

Timika, Torangbisa.com – Terkait 9 ton bahan bakar minyak jenis solar yang diamankan di Kampung Uta, Distrik Mimika Barat Tengah oleh masyarakat akar rumput mendapat tanggapan dan klarifikasi oleh Kepala Suku Besar Wotai Kilometer 30, Natalis Boga.

Natalis Boga menyampaikan bahan bakar yang dikirim kesana bukan untuk kepentingan pribadi melain untuk mendukung pembangunan dan kebutuhan masyarakat di dua kampung, yakni Wumuka dan Wotai.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

“Saya ini sudah tiga tahun sakit dan sempat berobat di RS Karitas selama sembilan bulan, tapi tidak ada perkembangan. Rumah sakit bahkan menyarankan saya untuk berobat ke Jakarta. Karena itu saya mencari cara supaya bisa berobat, sekaligus membantu keluarga besar di Wumuka, Wotai, Akar, dan delapan kampung lainnya,” ungkap Natalis, Selasa (20/8/2025).

Ia menilai penahanan solar tersebut sangat merugikan masyarakat yang mana bahan bakar tersebut sangat dibutuhkan untuk keperluan di kampung.

“Solar yang kalian tahan di Uta itu sangat tidak benar. Itu bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk bangun kampung. Jadi harus utuh sampai di Watai dan Wumuka, tidak boleh ada yang hilang,” tegasnya.

Natalis juga menyampaikan agar warga disana bisa menjaga hubungan baik antar-suku, khususnya antara suku Mee dan Kamoro yang sejak lama hidup berdampingan.

“Mee dan Kamoro bukan baru kenal, tapi sudah sejak leluhur kita. Kita ini suku tetangga, jadi pihak ketiga jangan ikut campur tangan,” ujarnya.

Menurutnya, ikatan kekerabatan masyarakat di Kamoro dan Mee tersebut sangat kuat.

“Orang Uta ada di Wakia, orang Wakia ada di Kapiraya, orang Kapiraya ada di Pronggo, orang Kipia ada di Uta, orang Akar ada di Pronggo. Semua ini keluarga besar, jadi jangan ada yang coba mengganggu,” tutup Natalis dengan nada tegas.

Sementara itu, Anak Adat Kampung Wotai, Yosep Mekei, angkat bicara terkait penangkapan 9 ton solar yang disebut merupakan milik masyarakat adat di Kampung Wumuka dan Kampung Wotai, Distrik Mimika Barat Tengah.

Menurut Yosep, solar tersebut sejatinya disediakan untuk kebutuhan masyarakat, sehingga ia meminta agar pihak yang melakukan penangkapan segera menyalurkannya ke tempat tujuan.

“Kami minta dengan tegas, solar yang ditangkap itu jangan ditahan lama-lama. Itu milik masyarakat adat Kampung Wumuka dan Kampung Wotai, jadi harus segera diantar sampai tujuan,” tegas Yosep Mekei di Timika, Rabu (20/8/2025).

Ia menilai, jika distribusi solar terhambat, maka aktivitas masyarakat akan terganggu, terutama untuk kebutuhan transportasi laut maupun kegiatan sehari-hari yang sangat bergantung pada bahan bakar tersebut.

“Jangan sampai masyarakat jadi korban, kami hanya minta keadilan, supaya solar itu kembali untuk rakyat sesuai haknya,” tambah Yosep.