Pemerintahan

DLH Mimika Luncurkan Program Kios Sampah Tukar Sampah Jadi Sembako

×

DLH Mimika Luncurkan Program Kios Sampah Tukar Sampah Jadi Sembako

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi bank sampah (foto: Clapeyronmedia)

Timika, Torangbisa.com – Dalam upaya mengurangi sampah plastik sekaligus meningkatkan kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika akan meluncurkan program inovatif tukar sampah plastik dengan sembako dan juga uang

Kepala DLH Mimika, Jeffri Deda, menjelaskan bahwa dalam anggaran perubahan tahun ini, pihaknya telah mengalokasikan dana khusus untuk membeli sampah dari masyarakat, yang mana program ini akan dijalankan melalui kios-kios sampah yang akan dibuka di 23 kelurahan, tersebar di Distrik Wania, Mimika Baru, dan Kuala Kencana.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

“Program ini akan dimulai di Kelurahan Inauga dan Kelurahan Otomona. Kami siapkan dana untuk membeli sampah dari warga, sekaligus dana tambahan untuk kelurahan membangun gudang penampungan sampah,” ujar Jeffri di Timika.

Konsepnya sederhana tapi menarik: masyarakat yang mengumpulkan sampah plastik bisa menabung di kios sampah. Setelah jumlah tabungan mencapai nilai Rp100.000, warga bisa menukarkannya dengan sembako seperti beras, minyak goreng, atau kebutuhan pokok lainnya.

Harga sampah plastik ditetapkan Rp1.500 per kilogram, untuk sampah yang dikumpulkan akan diproses di Pusat Daur Ulang (PDU) milik DLH. Plastik akan dipotong, dibakar, dan diolah menjadi batu tela, sementara botol-botol bekas seperti Aqua akan disalurkan ke pengepul.

“Dengan begini, kita tidak hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tapi juga memberikan insentif langsung ke masyarakat. Harapannya warga makin semangat memilah dan mengumpulkan sampah dari rumah,” tambah Jeffri.

Program ini juga akan didukung dengan edukasi dan sosialisasi di tingkat kelurahan, agar masyarakat benar-benar memahami manfaat ekonomi dan lingkungan dari pengelolaan sampah berbasis partisipasi warga.

DLH Mimika berharap, jika program ini sukses di dua kelurahan awal, ke depannya bisa diperluas ke seluruh Mimika.

“Kita ingin bangun budaya baru sampah bukan cuma masalah, tapi bisa jadi peluang,” pungkas Jeffri.