Sosial

Dari Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif, Yonif 754/ ENK Panen Padi Pertama

×

Dari Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif, Yonif 754/ ENK Panen Padi Pertama

Sebarkan artikel ini
Pangkoop Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto bersama Danyonif 754/ENK Letkol Inf. Arief H Usman, Ketua Komisi II DPRK Mimika, Dolfin Beanal, Kabid Sarana dan Prasarana Pertanian pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Bernard Ansaka saat panen padi pertama di Mayonif 754/ENK Kompi Bantuan (foto: Riki Lodar/ Torangbisa.com)

Timika, Torangbisa.com – Dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo, Batalyon Infanteri (Yonif) 754/ENK mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif diatas lahan seluas 0,8 Hektare untuk menanam padi dan kini masuk masa panen.

Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari Panglima Komando Operasi TNI Habema (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto, yang hadir langsung dalam kegiatan panen tersebut.

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

“Secara pribadi saya mengucapkan selamat kepada Pak Danyon. Empat bulan lalu ini lahan tidur, lalu ditanami bibit, dan saya kaget dalam tiga bulan sudah panen,” ujar Mayjen Lucky

Ia mengaku terkejut dengan kemajuan signifikan yang ditunjukkan satuan ini. Karena sebelumnya waktu penanaman hingga panen membutuhkan waktu 6 bulan.

“Panennya bisa sampai enam bulan. Jadi setahun paling hanya dua kali. Tapi sekarang bisa empat kali panen dalam setahun, ini luar biasa,” tambahnya.

Mantan Danyonif Raider 400/BR itu mengungkapkan langkah Yonif 754 sangat positif dan sejalan dengan semangat pemerintah dalam mendorong ketahanan pangan. Karena pangan merupakan kebutuhan dasar yang tidak bisa digantikan atau ditunda.

“Tiga kebutuhan dasar manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Tapi pangan adalah yang paling mendesak kalau tidak makan, kita tidak bisa berbuat apa-apa,” jelasnya.

Sementara itu, Komandan Batalyon (Danyon) Letkol Inf. Arief H. Usman mengatakan, panen pertama ini menjadi bukti bahwa pihaknya bisa mengubah lahan tidur menjadi sumber pangan produktif.

“Hari ini merupakan panen padi pertama kami di Yonif 754. Ini adalah langkah nyata satuan kami dalam memanfaatkan lahan yang awalnya tidak produktif,” ungkap Letkol Arief.

Keberhasilan ini bukanlah hasil kerja sendiri tetapi merupakan kolaborasi antara Yonif 754/ENK dengan pemerintah daerah.

“Kami mendapat asistensi penuh dari Dinas Pertanian dan Perkebunan serta dukungan dari DPRK Mimika. Berkat kerja sama ini, program ketahanan pangan berjalan lancar hingga bisa panen hari ini,” ujarnya.

Proses budidaya padi dilakukan secara sistematis, mulai dari pemupukan tahap awal hingga menjelang panen. Pemupukan dilakukan pada hari ke-7, 21, 30, dan 40 setelah tanam, dengan menggunakan pupuk ZA, MOP, Phonska, Urea, dan pupuk daun.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Letkol Arief mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi seperti tanah rawa mengandung zat besi tinggi, irigasi terbatas, dan banyak gulma yang harus dikendalikan, meski demikian, hasilnya tetap memuaskan dan menjadi motivasi kuat untuk memperluas lahan.

“Target ke depan adalah memperluas lahan dari 0,8 hektare menjadi 3 hektare. Untuk saat ini hasil panen kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan internal satuan. Namun harapannya, jika sudah semakin luas, bisa dinikmati masyarakat sekitar,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Kabid Penyuluhan Sarana dan Prasarana Pertanian dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Bernard Ansaka mengatakan, sinergi yang dibangun tidak hanya terbatas di Markas Yonif 754 (Mayon), tetapi juga melibatkan berbagai kelompok tani di beberapa tempat.

“Ini adalah bentuk kolaborasi nyata yang kami lakukan, bukan hanya di Mayon saja, tapi juga di Kodim, Brigif, serta kelompok-kelompok tani untuk meningkatkan ketahanan pangan di setiap distrik dan desa,” jelas Bernard.

Menurut Bernard, pendekatan ini adalah bagian dari strategi menyeluruh untuk memperkuat sistem pertanian lokal dan memanfaatkan lahan-lahan tidur agar kembali produktif.

“Kami tidak ingin hanya fokus di satu titik. Tujuannya agar program ini berdampak luas dan menyentuh masyarakat di wilayah terpencil hingga pedesaan,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus memberikan asistensi teknis, mulai dari penyuluhan, pemilihan varietas tanaman, hingga pendampingan pemupukan dan pengendalian hama.

“Kolaborasi ini bukan hanya proyek jangka pendek, tapi bagian dari roadmap jangka panjang ketahanan pangan di Mimika,” tambahnya.

Ketua Komisi II DPRK Mimika, Dolfin Beanal pihaknya akan mendukung program ketahanan pangan nasional lewat pengembangan pertanian padi di Mimika.

“Panen pertama ini adalah langkah awal dari kami di Komisi II DPRK Mimika. Kami ingin memastikan program seperti ini terus berlanjut, tidak berhenti hanya di Yonif 754 saja, tapi harus menjangkau masyarakat luas,” ujar Dolfin.

Menurutnya, penting bagi masyarakat Mimika untuk tidak terus bergantung pada beras dari luar daerah.

“Kami ingin masyarakat bisa tahu cara menanam, dan pada akhirnya mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri,” tambahnya.

Dolfin juga menambahkan bahwa swasembada pangan hanya bisa tercapai bila didukung oleh pembinaan yang intens dari Dinas Pertanian serta dukungan anggaran yang memadai.

“Ini adalah program utama dari Presiden, jadi sudah semestinya kita di daerah juga mendukung penuh. Sebagai kader Partai Gerindra, saya berdiri mendukung program ini dari pusat hingga ke desa,” tegasnya.