Timika, Torangbisa.com — Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Mimika menggelar Perayaan Natal 2025 sebagai agenda rutin tahunan sekolah.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga sarana menanamkan nilai toleransi, kebersamaan, dan penghargaan terhadap keberagaman bagi seluruh warga sekolah.
Kepala SLB Negeri Mimika, Sunardin, mengatakan perayaan Natal dan Maulid Nabi telah menjadi program prioritas sekolah sebagai bentuk nyata toleransi antarumat beragama.
“Ini sudah menjadi program setiap tahun. Bukan hanya Natal, tetapi juga perayaan Maulid. Kami ingin mengajarkan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat bahwa hidup berdampingan dalam perbedaan bisa kita jalani bersama melalui kegiatan-kegiatan positif,” ujar Sunardin.
Ia menjelaskan, Perayaan Natal SLB Negeri Mimika tahun 2025 dapat terlaksana berkat dukungan Pemerintah Kabupaten Mimika melalui hibah Dinas Sosial Kabupaten Mimika. Bantuan tersebut tidak hanya dialokasikan untuk satu kegiatan, melainkan diakumulasikan dalam beberapa program pengembangan sekolah.
“Dalam hibah ini, perayaan Natal merupakan salah satu program. Sebelumnya kami juga melaksanakan perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI), serta pembinaan keterampilan vokasi bagi guru, siswa, hingga alumni. Prosesnya cukup panjang karena harus melalui tahapan dan revisi dari Dinas Sosial,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sunardin berharap perayaan Natal ini dapat membuka wawasan masyarakat Timika bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi dan talenta yang dianugerahkan Tuhan serta memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek kehidupan.
“Mereka punya hak yang sama dalam pendidikan, kesehatan, dan kegiatan keagamaan. Dengan kegiatan seperti ini, kami berharap masyarakat semakin memahami bahwa anak-anak SLB juga memiliki kesempatan yang sama dengan kita semua,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, pihak sekolah juga ingin mengikis stigma negatif yang masih melekat di masyarakat terhadap keberadaan SLB. Menurut Sunardin, anggapan bahwa anak-anak SLB tidak mampu berbuat apa-apa adalah pandangan yang keliru.
“Paling tidak mereka mampu mengenal Tuhan, mampu beradaptasi, bersosialisasi, dan memandirikan diri. Itu yang paling utama bagi adik-adik kami di SLB,” tegasnya.
Perayaan Natal SLB Negeri Mimika melibatkan siswa, alumni, masyarakat, serta sejumlah stakeholder sebagai bentuk kerja sama dan keterbukaan sekolah kepada publik. Kehadiran berbagai pihak ini diharapkan dapat menjadi bukti bahwa anak-anak SLB mampu berkarya, berprestasi, dan hidup berdampingan secara harmonis di tengah masyarakat.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa siswa SLB tidak seperti yang sering dibayangkan. Mereka bisa menyesuaikan diri, tidak mengganggu lingkungan, dan mampu mengikuti kegiatan bersama dengan baik,” tutup Sunardin.
















