Timika, Torangbisa.com – Beredar postingan selebaran untuk melakukan aksi demo yang ditujukan kepada Ketua DPRK Mimika Primus Natikapereyau terkait pembahasan anggaran di luar Mimika yang dinilai Indonesia Youth Advokasi adalah pemborosan anggaran, selebaran tersebut mendapatkan kecaman dari tokoh-tokoh Kamoro di Mimika.
Bertempat di Budi Utomo ujung, Kamis (5/8/2025) sejumlah tokoh mulai dari lembaga adat, tokoh pemuda,tokoh perempuan, hingga ketua ACP Mimika yang mengecam aksi tersebut yang dinilai merupakan pembunuhan karakter terhadap dua tokoh Mimika Wee, yaitu Ketua DPRK Mimika, Primus Natikapereyau dan juga Bupati Mimika, Johannes Rettob.
Mewakili Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), Marianus Maknaipeku menyampaikan, isu-isu yang dibuang di media dinilai menyudutkan Ketua DPRK Mimika dan Bupati Mimika oleh pihak-pihak tertentu yang secara sistematis berupaya merusak nama baik pemimpin daerah melalui media sosial dan pemberitaan.
“Saya mau sampaikan kepada publik bahwa tindakan menzalimi Ketua DPRK Mimika. Kami dari Lemasko tidak akan tinggal diam atas gerakan-gerakan yang sudah beredar di media sosial,” ujarnya dengan nada tegas.
Waket I Lemasko itu menegaskan bahwa Lemasko bersama masyarakat adat Kamoro siap mengambil langkah apabila provokasi ini terus berlanjut.
“Jika perlu, orang-orang yang menyebarkan isu ini harus segera angkat kaki dari tanah ini. Karena kehadiran mereka sudah mengacaukan Mimika, yang adalah rumah kita bersama, seharusnya kita jaga bersama-sama,” tambahnya.
Ia juga meminta pihak kepolisian agar segera menindak tegas oknum-oknum di balik penyebaran informasi yang dinilai menyesatkan dan berpotensi mengganggu stabilitas sosial di Mimika.
“Kami orang Kamoro siap berdiri paling depan untuk mengawal Bupati dan Ketua DPRK Mimika. Tidak boleh ada yang ganggu mereka,” tegas Maknaipeku.
Dikesempatan yang sama, Tokoh Pemuda Mimika Wee/Kamoro Wee, Thomas Mauri juga menyampaikan pernyataan tegas menyikapi isu tuntutan yang dikeluarkan oleh Indonesia Youth Advokasi. Dalam tuntutan tersebut, disebut-sebut nama Primus Natikapereyau, yang dinilai telah melukai hati masyarakat Mimika Wee di Kabupaten Mimika.
“Kami ingin tegaskan, pencantuman nama Bapak Primus Natikapereyau dalam tuntutan itu adalah bentuk pelecehan terhadap masyarakat Mimika Wee. Ini bukan hal sepele,” kata Thomas dalam keterangannya.
Ia juga menegaskan bahwa masyarakat adat tidak menolak kehadiran siapa pun di Mimika, namun mengingatkan agar siapapun yang datang harus menjaga sikap dan etika, terutama terhadap masyarakat pemilik gak ulayat.
“Silakan datang cari makan dengan cara baik. Tapi kalau sampai korek taparu kami, kami sebagai pemilik hak ulayat akan kejar terus,” kata Thomas.
Lebih lanjut, Thomas meminta kepada pihak-pihak yang merasa bertanggung jawab atas pernyataan tersebut untuk datang dan bertemu langsung dengan pemuda serta orang tua adat di Mimika, jika tidak ada etikad baik, maka mereka siap melakukan aksi.
“Kalau tidak ada niat baik untuk menyelesaikan ini secara adat, kami siap lumpuhkan pasar di Pelabuhan Pomako,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Kerukunan Keluarga ACP Kabupaten Mimika, Petrus Yanwarin, menyampaikan rasa kecewanya terkait beredarnya informasi yang dinilai mencemarkan nama baik pimpinan daerah, khususnya Bupati dan Ketua DPRK Mimika.
Menurutnya, penyebaran informasi tersebut tidak hanya menyesatkan, tetapi juga melukai hati masyarakat asli Mimika.
“Kami, anak cucu para perintis di tanah ini, tidak menerima informasi yang beredar di media. Itu bentuk pelecehan, dan kami sangat tersinggung,” tegasnya.
Petrus Yanwarin menegaskan bahwa Mimika adalah rumah bersama, yang harus dijaga dari upaya provokasi maupun perpecahan oleh pihak-pihak berkepentingan.
“Kalau datang ke Mimika dengan niat baik, mari kita bangun daerah ini bersama. Tapi kalau hanya datang untuk provokasi demi kepentingan pribadi atau kelompok, lebih baik angkat kaki dari tanah ini,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan media massa agar menjaga etika jurnalistik dalam pemberitaan, terutama yang menyangkut tokoh lokal seperti Ketua DPRK dan Bupati Timika.
“Ketua DPRK kita saat ini adalah putra asli Mimika Wee yang pertama kali memimpin lembaga legislatif ini. Kami tidak akan terima kalau ada yang mencoba menjatuhkan beliau dan Bupati. Jangan ada lagi isu-isu yang mengarah ke sana,” kata Yanwarin dengan nada serius.
Pada kesempatan yang sama, Tokoh Perempuan Kamoro, Mathea Mamoyau, merasa kecewa atas beredarnya isu-isu di media yang dianggap merusak citra Ketua DPRK Mimika dan Bupati Mimika.
Ia menyebut pemberitaan tersebut telah melukai hati masyarakat, khususnya kaum perempuan dari Mimika hingga pelosok kampung.
“Saya mewakili perempuan Mimika dari Nakai sampai Potowayburu, kami sangat kecewa. Anak kami, Ketua DPRK Mimika, dan saudara kami Bupati Mimika sedang bekerja membangun daerah ini. Jangan dijatuhkan hanya karena kepentingan,” ungkapnya.
Mathea juga menyoroti perilaku sebagian oknum wartawan yang menurutnya tidak menjaga etika jurnalistik dalam menyampaikan informasi.
Ia juga meminta agar siapa pun yang datang ke Mimika harus menunjukkan sikap hormat terhadap masyarakat lokal.
“Kalau bapak-ibu oknum wartawan datang cari makan di Mimika, mari baik-baiklah. Tapi kalau ada yang datang dengan niat buruk, menjatuhkan pemimpin kami, silakan angkat kaki dari tanah ini,” tegasnya.
Dengan mengutip filosofi lokal “Wee Iwoto, Tapare Iwoto” yang berarti kalau kamu sayangi kami, kamu juga harus hargai kami, Mathea menyerukan agar semua saling menghormati antar warga dan pendatang.
“Kami terima siapa saja dengan hati terbuka, tapi jangan mainkan kami. Hormatilah anak negeri ini yang sedang memimpin dengan visi dan misi untuk membangun Mimika menjadi rumah kita bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Stev Rahangiar selaku Anak Cucu Perintis mengecam tindakan oknum-oknum yang mencemarkan nama baik Ketua DPRK Mimika dan juga meresahkan masyarakat Kamoro.
“Kami minta apapun yang dilakukan oleh oknum wartawan maupun media itu untuk dihentikan, kami kasih waktu mulai besok,” tegas Stev.
Lebih lanjut, Stev menyatakan bahwa masyarakat Mimika Wee siap menghadapi segala bentuk provokasi yang mengganggu keharmonisan masyarakat Mimika
“Karena saat ini Mimika Wee sudah siap untuk melawan semua yang mengganggu ketentraman orang Kamoro, inii harga diri kami,” tambahnya.
Stev juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan tegas dalam menangani isu ini, yang menurutnya telah mengarah pada upaya pembunuhan karakter terhadap Ketua DPRK Mimika dan juga Bupati Mimika.
“Kepada semua pihak, terutama pihak yang berwajib, perlu mengambil langkah-langkah tegas. Karena ini sudah menyangkut nama baik orang dan ini merupakan bagian dari pembunuhan karakter. Jadi ini harus dilakukan tindakan,” pungkasnya.