Nasional

Wabup Kemong Himbau ASN Jaga Stabilitas dan Kondusifitas Daerah

×

Wabup Kemong Himbau ASN Jaga Stabilitas dan Kondusifitas Daerah

Sebarkan artikel ini
Suasana apel di halaman Kantor Pusat Pemerintahan (foto: Nando/ Torangbisa.com)

Timika, Torangbisa.com – Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, menghimbau kepada seluruh ASN dan P3K agar selalu menjaga stabilitas keamanan dan kondusifitas Kabupaten Mimika sebagai rumah kita.

Hal itu disampaikan dalam arahannya saat apel bersama dengan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Senin (1/9/2025).

Ads
Iklan ini dibuat oleh admin torangbisa

Wabup Kemong mengatakan, seluruh jajaran pemerintah, mulai dari pimpinan hingga staf, tetap solid dan tidak terpengaruh oleh isu-isu provokatif yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat.

“Kita semua wajib menjaga Mimika sebagai rumah kita agar tetap aman dan terkendali. Jangan sampai ada isu-isu yang memprovokasi daerah ini dan kita ikut terbawa. Tugas kita memberikan penjelasan yang benar kepada masyarakat,” kata Wabup Kemong, Senin (1/9/2025).

Ia juga menjelaskan, pemerintah daerah hadir sebagai representasi masyarakat untuk memberikan pencerahan dan penjelasan yang menyejukkan melalui program kerja.

Wabup Kemong menutup mengajak seluruh ASN dan P3K agar tetap menjaga sinergi, loyalitas, dan dedikasi demi terwujudnya Mimika yang aman, damai, dan sejahtera.

“Pembangunan yang berjalan di Mimika sangat membutuhkan dukungan ASN. Karena itu, saya berharap semua pimpinan OPD dapat menjalankan tugasnya dengan penuh konsentrasi, demi memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Nasional

Mereka adalah Affan Kurniawan, driver ojol yang dilindas Brimob; Abay, Sarinawati dan Saiful yang tewas dalam kebakaran gedung DPRD Makassar; Rusdamdiamsyah yang tewas dikeroyok di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI) karena dikira intel; Sumari, tukang becak yang sesak nafas hingga tewas dalam bentrokan di Solo; Rheza, mahasiswa AMIKOM Yogyakarta yang tewas terkena gas air mata; Andika Luthfi Falah, siswa SMKN 14 Kabupaten Tangerang yang tewas setelah tiga hari dirawat di RSAL Mintohardjo setelah aksi 29 Agustus; serta Iko Juliant Junior, mahasiswa UNNES yang tewas dipukuli aparat padahal sudah meminta ampun.