Timika, Torangbisa.com – Kabupaten Mimika mencatat sejarah sebagai daerah pertama di Provinsi Papua Tengah yang menyusun Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) untuk periode 2025–2045.
Dokumen strategis ini menjadi peta jalan pembangunan berbasis kependudukan yang akan diintegrasikan ke dalam RPJMD lima tahunan.
Kepala Pusat Studi Kependudukan Universitas Cenderawasih (UNCEN), Dr. Drs. John Rahail, M.Kes, menjelaskan bahwa GDPK dirancang untuk memperkuat dan mempertahankan indikator-indikator pembangunan daerah secara terpadu.
“Pendekatan pembangunan tidak boleh lagi sektoral, melainkan harus berbasis kewilayahan. GDPK punya lima pilar utama, yaitu pembangunan kualitas manusia, pengendalian penduduk, pembangunan keluarga, penataan mobilitas penduduk, dan penataan persebaran penduduk,” jelasnya.
Menurut John, salah satu tantangan besar Mimika adalah ketimpangan persebaran penduduk yang terkonsentrasi di Distrik Mimika Baru dan Wania. Hal ini menimbulkan beban sosial, ekonomi, hingga potensi konflik di wilayah perkotaan.
“Kita ingin mengubah pendekatan pembangunan dari membangun kampung rasa kota agar penduduk tidak terus bermigrasi ke pusat kota. Fasilitas di kampung harus memadai, guru harus betah mengajar, dan pelayanan publik harus setara dengan perkotaan,” tambahnya.
GDPK untuk Mimika disusun hanya dalam waktu tiga bulan berkat pengalaman tim UNCEN yang sebelumnya menggarap dokumen serupa di berbagai wilayah Papua.
Menariknya, proses penyusunan sudah dimulai sejak Bupati Mimika masih berstatus Penjabat (PJ) dan mendapat masukan langsung dari beliau.
“Komitmen pemerintah daerah sangat tinggi. Nanti akan dibentuk sekretariat implementasi di Bappeda dengan tim pemantau, evaluator, dan tim kerja khusus. Bahkan, jika pembahasan APBD Oktober nanti berjalan sesuai rencana, Perda implementasinya bisa segera ditetapkan,” ungkap John.
Dengan adanya GDPK ini, Mimika diharapkan mampu mengelola pertumbuhan penduduk secara berkelanjutan, memastikan kualitas hidup masyarakat meningkat, serta membangun kampung yang berdaya saing tinggi tanpa harus kehilangan identitas lokalnya.












