Timika, Torangbisa.com – Paguyuban Keluarga Banyumasan Seruling Mas ranting SP3 dan SP2 menggelar acara Grebeg Suro dalam semangat melestarikan budaya di tanah rantau.
Meski peringatan ini dilaksanakan setelah tanggal 1 Suro, nuansa sakral dan semangat kebersamaan tetap terasa.
Acara ini diawali dengan arak-arakan gunungan hasil bumi, yang terdiri dari aneka buah-buahan, sayuran seperti ketimun, kacang panjang, dan jagung, serta bahan makanan lainnya.
Ketua Paguyuban Keluarga Banyumasan Seruling Mas, Rakam Suntoro, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi khas masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki dari alam.
“Ini bagian dari upaya kami untuk menjaga dan melestarikan budaya Jawa, khususnya tradisi Banyumasan,,” ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan selamatan dan doa bersama, di mana disajikan tumpeng ingkung, yaitu nasi tumpeng lengkap dengan ayam jago utuh yang dikukus atau direbus sebagai simbol kekuatan dan keikhlasan.
Tercatat sekitar 150 warga dari total 200 kepala keluarga menghadiri kegiatan ini, menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap pelestarian budaya.
Dalam sambutannya, Rakam Suntoro menyampaikan pesan moral dan filosofis tentang tahapan kehidupan manusia, yaitu belajar, bekerja, dan ujian.
Ia menjelaskan bahwa keberhasilan dalam hidup tidak hanya ditentukan oleh usaha manusia, namun juga oleh takdir Tuhan yang harus selalu disyukuri.
Ia juga mengajak seluruh warga untuk menjaga kerukunan, baik antar sesama warga Banyumasan maupun dengan komunitas atau suku lain di wilayah Karang Senang, demi menciptakan suasana damai dan harmonis di Timika.
“Belajar itu tanggung jawab orang tua dan guru. Setelah belajar, kita bekerja sesuai ilmu. Dan ujian akan datang dalam bentuk kehidupan. Tapi jangan lupakan, semua itu ada dalam ketentuan Tuhan. Maka, kita wajib bersyukur dalam kondisi apapun,” tuturnya.