Timika, Torangbisa.com – Setelah lima tahun berturut-turut Pemkam Nawaripi mengusulkan perbaikan jalan Kabupaten sebagai akses utama dalam forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) namun tidak pernah terealisasi.
Pemerintah Kampung (Pemkam) Nawaripi akhirnya mengambil langkah untuk memperbaiki jalan tersebut menggunakan Dana Desa (DD), mereka memutuskan untuk memperbaiki jalan kabupaten yang rusak parah dan kerap menelan korban.
Norman menjelaskan jalan tersebut pernah ditailing kemudian diaspal namun sudah tergenang air dengan panjang kurang lebih 10-20 meter dengan kondisi berlubang karena tidak ada saluran air.
“Jalan itu seharusnya menjadi tanggung jawab kabupaten, tapi karena kondisinya sangat membahayakan dan sudah banyak makan korban, kami dari Pemkam Nawaripi berinisiatif untuk memperbaikinya. Kami alokasikan Rp 30 juta dari Dana Desa yang diberikan ke masing-masing RT untuk melakukan perbaikan,” ungkap Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun, saat ditemui di lokasi, Rabu (12/6/2025).
Langkah perbaikan yang dilakukan termasuk pembersihan parit agar air bisa mengalir dengan lancar dan penimbunan jalan berlubang dengan sistem “tailing” untuk meninggikan permukaan jalan agar tidak kembali rusak saat hujan.
Menurut Ditubun, usulan perbaikan jalan ini sudah diajukan sejak lima tahun lalu melalui Musrenbang tingkat distrik hingga kabupaten, namun tidak pernah mendapatkan realisasi.
“Kami kecewa, tapi kami juga tidak bisa terus menunggu karena keselamatan warga lebih penting. Ini bentuk tanggung jawab kami,” tegasnya.
Sementara itu, Pemerhati Pembangunan di Kabupaten Mimika, Jeremias Silitubun ketika meninjau lokasi menyebutkan bahwa genangan air dan rusaknya badan jalan disebabkan oleh lemahnya perencanaan dan pengawasan saat proses pembangunan oleh pihak terkait.
“Saluran air tidak berfungsi karena level saluran maupun jalan tidak diperhitungkan dengan matang. Akibatnya, air tidak mengalir sebagaimana mestinya dan mempercepat kerusakan jalan,” jelas Jeri.
Ia juga menambahkan bahwa kualitas konstruksi yang rendah memperparah kondisi jalan yang kini rusak hanya dalam waktu singkat, tanpa adanya program pemeliharaan rutin dari dinas terkait.
Menurutnya, kegagalan ini menjadi comtoh perlunya perbaikan serius dalam proyek-proyek infrastruktur ke depan, terutama dalam program pemerintah membangun dari kampung ke kota.
Jeri berharap pemerintah segera mengevaluasi dan memperbaiki dampak dari fasilitas publik yang tidak layak ini.
“Jangan sampai masyarakat menjadi korban kecelakaan hanya karena infrastruktur yang semestinya mendukung kehidupan justru membahayakan,” tegasnya.














