Timika, Torangbisa.com – Nasib guru-guru asli Kamoro yang mengajar di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA, kini nasib mereka semakin tidak menentu. Sejumlah guru honorer, termasuk Susana Horik, menyampaikan kondisi mereka terkait kebijakan terbaru yang membuat banyak dari mereka kehilangan pekerjaan.
Susana menjelaskan bahwa sekitar 28 guru telah dirumahkan, sementara sisanya masih diizinkan mengajar atas kebijakan kepala sekolah masing-masing. Penyebab utama pemberhentian ini adalah kehadiran guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mengisi posisi mata pelajaran yang sebelumnya mereka ajarkan.
“Saya mengajar Bahasa Indonesia, tetapi karena sudah ada guru PPPK yang menggantikan saya, maka saya sebagai guru tidak tetap otomatis keluar, karena tidak ada lagi jam mengajar untuk saya,” ujarnya saat ditemui di jalan Ahmad Yani, Sabtu (8/3) 2025).Lem
Dari data yang mereka kumpulkan hanya mencakup guru di dalam kota dan daerah pinggiran, sementara kondisi guru di wilayah pesisir belum diketahui. Ia khawatir bahwa mereka yang berada di daerah terpencil juga mengalami nasib serupa.
Susana yang telah mengabdi lebih dari tiga tahun resmi dirumahkan sejak 1 Maret lalu. Namun, atas kebijakan kepala sekolah, ia masih diperbolehkan mengajar hingga April. Ia dan rekan-rekannya telah menyampaikan surat ke Dinas Pendidikan mengenai masa depan mereka, tetapi hingga kini hanya mendapatkan jawaban bahwa dinas masih melakukan pemetaan.
Bagi para guru honorer seperti Susana, kesempatan menjadi guru tetap sangat terbatas karena adanya persyaratan khusus seperti lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan sertifikasi yang belum mereka miliki. Akibatnya, meskipun mereka ingin mengikuti tes seleksi, peluang untuk diterima tetap kecil.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Ketua I Lemasko Bidang Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat, Marianus Maknaipeku, menyayangkan keputusan yang merumahkan guru-guru asli Kamoro.
“Sebagai orang tua dan pimpinan lembaga adat, kami sangat prihatin. SDM adalah kunci kemajuan generasi Mimika. Saya meminta kepada Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan untuk memprioritaskan anak-anak Kamoro yang sudah aktif mengajar,” tegasnya.
Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk merumahkan guru-guru ini, mengingat APBD Mimika cukup besar dan masih banyak daerah yang membutuhkan tenaga pendidik. Ia meminta kebijakan khusus agar guru-guru asli Kamoro bisa mendapatkan Surat Keputusan (SK) yang setara dengan rekan-rekan mereka yang lain.
“Kami akan datang dengan kekuatan besar ke kantor Dinas Pendidikan jika tidak ada tindakan nyata untuk mengembalikan guru-guru ini ke sekolah. Jangan sampai gedung sekolah terus dibangun, tapi tenaga pendidik asli daerah malah tersingkir,” tegasnya.